Kamu Pembaca ke,

Jumat, 29 Mei 2015

Merindu

Ragamu sudah jauh pergi, tapi rinduku tak juga pergi . . . .


Semesta mengadu, langit penuh akan rindu menumpahkan butiran butiran rindu hinggap dipelupuk pejamku.

Dilangit sana ada seribu cahaya bintang yang tertutupi, yang menandakan adanya sejuta kerinduan, yang tersusun rapi dihati ini.

Berharap pada sang waktu untuk selalu dapat meleburkan rindu yang takkan dibatasi oleh jarak.

Kita pernah berbagi kebahagiaan dikota kita ini, mungkin sekarang saatnya kau berbahagia dikota lain untuk mengejar mimpi.

Sang pemimpi, menyulam rindu helai demi helai, untuk alasnya tidur malam nanti.

Dulu kau senang bercerita dan aku senang mendengarnya,
Meski itu bukan tentang kita.

Jarak ini terlalu jauh untuk kita harus saling bertemu dan bercerita kembali,

Aku menitipkan rindu kepada angin. Biar angin yang merengkuhnya dan membawanya kepadamu.

Menitipkan rindu kepada doa doa agar rindu ini tetap sampai kepadamu.

Aku masih akan menyisakan rindu ini sampai  kau pulang. Membawa memori baru untuk kau ceritakan kepadaku.

Lalu sampai kapan aku harus menahan rindu?


bhahahahahahahaha bodo amat.
Tamat.